Tanggal tua, malam-malam, dingin-dingin, gelap-gelap, sepi-sepi. Enaknya ngapain?
Ke Aloon-aloon Kota Blitar saja, sahabat. Di sana, ada yang terang, ada yang hangat, ada yang semarak, lo.
Sebulan setelah merayakan HUT dan berjadul-jadul ria, Kota Blitar gegap gempita lagi dengan berganti kostum layaknya negeri dongeng. Kali ini, demi memperingati hari kelahiran dasar negara kita, Pancasila, yang jatuh pada 1 Juni 2017.
Festival Lampion. Merupakan salah satu dari acara berantai malam itu, yakni 31 Mei 2017. Acara ini diikuti oleh berbagai instansi di Kota Blitar tanpa membeda-bedakan rasnya.
Warga berdiri rapi dan mengular di jalur yang dilalui arak-arakan pembawa lampion, dengan pasukan Paski Kota Blitar yang gagah-gagah sebagai barisan terdepan. Mulai dari Aloon-aloon Kota Blitar, menuju jalan Semeru ke arah timur, belok ke utara menuju jalan Dr. Wahidin, lanjut ke jalan Kartini, kemudian ke jalan Ir. Soekarno, dan berakhir di jalan Kalasan.
Lampionnya pun bermacam-macam bentuk. Mulai yang bulat ala kadarnya, sampai yang berbintang-bintang, berbunga-bunga, dan ber-Garuda Pancasila. Mulai dari yang digantung, dibawa, atau ditempel di becak-becak hias.
Cari yang hangat? Ya semangatnya Paski Kota Blitar itu.
Cari yang terang? Ya warna-warni lampion dan becak-becak hias itu.
Cari yang semarak? Ya riuh-kompaknya warga Kota Blitar itu.
Masih ragu? Ah, masa kalah dengan Pak Walikota? Malu dong… Beliau saja tak luput dirubung kepala-kepala penuh tanya.
Damai negriku, damai Indonesiaku.