“Ayo mas, aku ngerti panggonan enak, Mangut Lele Mbah Marto jeneng.e” (Ayo mas, aku tau tampat enak, Mangut Lele Mbah Marto namanya) Kurang lebih seperti itu yang di katakan Gery. Ketika saya menanyakan kulineran kemana nih setelah menikmati senja di Bukit Paralayang Watugupit?
Mangut lele sendiri adalah lele yang dimasak dengan cara dibakar, atau lebih tepatnya diasap. Lele terlebih dahulu ditusuk dengan bambu sebelum diasap. Agar mudah ketika membalik lele di atas perapian. Juga, tidak hancur ketika di masak.
Setelah lele kering kehitam-hitaman dan beraroma smoky yang khas dan menggugah selera. Lele ini dimasak dengan bumbu cabe dan kuah santan yang nikmat.
Selain lele, kuah santan juga dimasukkan pete yang menbuat aroma lezat menggoda perut selama kita memasukki gang rumah Mbah Marto ini.
Sejarah Singkat Sego Nggeneng
Menurut beberapa penuturan kawan-kawan dahulu Mbah Marto dengan para penduduk Desa Nggeneng menjajakan Nasi Bungkus yang di kenal dengan nama sego(nasi) Nggeneng. Mereka berjualan tidak hanya di dalam Dusun Nggeneng saja. Bahkan Mbah Karto sendiri pernah berjualan hingga Kota Yogyakarta.
Akan tetapi, semakin kesini, semakin sedikit masyarakat Dusun Nggeneng yang menjajakkan Sego Nggeneng ini. Sampailah pada tahun 1989 Mbah Marto memutuskan untuk berjualan di rumah saja hingga sekarang.
Resep Rahasia Mangut Lele Mbah Marto?
Dari kalian mungkin ada yang penasaran.”Lalu apa sih resep rahasia dari Mangut Lele Mbah Marto ini? Hingga bisa melegenda ?” Nah sesungguhnya tidak ada resep rahasia di sini. Karena, kami sendiri malah di ajak masuk langsung ke dapur, atau kerap disebut pawon oleh orang jawa.
Di pawon ini kita bisa langsung melihat proses pembuatan mangut lele itu sendiri. Mungkin istilahnya open kitchen lah kalau orang-orang kota bilang hehehe.
Selain melihat langsung pembuatan Mangut Lelenya, kalian juga di persilahkan mengambil sendiri nasi dan lauk pauk yang kalian inginkan. Tenang saja masalah harga, tidak akan menguras kantong kalian kok. Untuk seporsi nasi, mangut lele, gudeg, oseng daun pepaya beserta es teh dihargai sekitar Rp.25.000. Waktu kami kesana ber-4, cukup membayar Rp 100.000,- saja. ^_^
Tempat Yang Lumayan Tersembunyi
Untuk kalian yang pertama kali kesana, apa lagi bukan orang asli Jogja. Jangan takut kalau susah menemukan lokasinya. Kamipun awalnya juga hampir menyerah mencari lokasi tepatnya. Padahal kami sudah menggunakan Google Maps sebagai panduan kami.
Alamat tepatnya adalah di Jl. Sewon Indah Ngerahan No.RT.04, Dusun Nggeneng , Panggungharjo, Kec. Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kalau kalian masih bingung juga lokasinya, saya sarankan untuk tidak malu bertanya ke warga sekitar. Warga sekitar sini ramah-ramah kok, pasti akan di tunjukkan jalannya.
Bila mana kalian datang dari Kota Jogja, Warung Mangut Lele Mbah Marto ini terletak di belakang Kampus ISI (Institut Seni Indonesia) JL Paris KM 6,5. Tepat setelah ISI, kalian akan menemukan Kantor Pos Sewon. Dari Kantor Pos tersebut kalian bisa belok kanan mengikuti jalan hingga bertemu pertigaan pertama belok ke kanan mengikuti jalan kecil tersebut.
Letak warung Mangut Lele Mbah Marto di belakang Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) di Jl Parangtritis, Km 6,5 Sewon. Dari Jl Parangtritis tepatnya di Kantor Pos Sewon belok ke kanan mengikuti jalan aspal Dusun Taraban. Setelah itu ada pertigaan pertama belok ke kanan mengikuti jalan kecil kampung tersebut.
Jam Buka Warung Mbah Marto
Mangut Lele Mbah Marto ini buka mulai pukul 10 pagi hingga 9 malam. Tapi, untuk kalian yang ingin bisa mencicipi banyak masakan selain mangut lelenya, bisa datang ketika makan siang, sekitar pukul 12.00 hingga 13.00. Tapi, konsekwensinya kalian harus siap berdesakan dengan para tamu lain, karena jam makan siang biasa jadi jam tersibuk warung ini.
Saking ramainya dalam satu hari Mbah Marto bisa memasak Lele hingga 20 kilogram, malah bisa mencapai 30 kilogram pada hari libur. Semua masakan dibiarkan dalam panci di atas tungku maka bila kalian ke sana, selalu tersaji hangat.
Untuk kamu yang ke sini pada waktu ramai, jangan gelisah. Di sini bebas mau makan di mana saja hahaha. Kata orang-orang “anggap saja rumah nenenek sendiri” Mau duduk di teras bisa, duduk dekat dapur bisa. Malahan, terkadang Mbah Marto sering ikut duduk di ruang tamu untuk menyapa para pelanggannya.
Kami yang kesana petang, sekitar pukul 19.00 hanya mendapatkan lauk Mangut Lele saja :'(. Untung masih mendapatkan sedikti gudeg dan sayur daun ketela yang mak nyusss juga hehehe.
Bagi kalian yang datang lebih awal. Selain Mangut Lele kaian juga bisa menikmati hidangan khas Jogja lainnya. Sebut saja, gudeg, garang asem, sambel krecek, opor ayam, dan juga oseng-oseng daun pepaya.
Jadi, buat kalian yang main ke Jogja, selain wisata kuliner gudeg, jangan lupa untuk mampir ke sini ya. Sebagian orang bilang juga kalau Mangut Lele ini yang bisa bikin kangen Jogja lo. ^_^